top of page

Perbedaan Shawarma dan Kebab: Mana yang Lebih Cocok untuk Menu Franchise Anda?

Writer's picture: Balkan Express UPHBalkan Express UPH
perbedaan shawarma dan kebab

Perbedaan Shawarma dan Kebab: Mana yang Lebih Cocok untuk Menu Franchise Anda? - Pernahkah Anda berpikir untuk membuka franchise makanan yang menawarkan cita rasa autentik Timur Tengah dan Eropa? Jika iya, Anda mungkin sudah mengenal dua hidangan yang selalu jadi favorit banyak orang shawarma dan kebab.


Kedua hidangan ini sudah sangat populer di Indonesia, terutama di kalangan penggemar kuliner internasional.  Menariknya, meskipun keduanya sering dianggap serupa, ada beberapa perbedaan mendasar yang perlu Anda ketahui.


Memilih menu yang tepat untuk franchise sangat penting, karena dapat menentukan daya tarik brand Anda di pasar. Baik shawarma maupun kebab memiliki ciri khas dan penggemar tersendiri.


Tapi, apa sebenarnya yang membedakan keduanya, dan mana yang lebih menguntungkan jika dimasukkan ke dalam menu franchise?


Pada artikel ini, kami akan mengulas secara detail tentang perbedaan antara shawarma dan kebab, serta membantu Anda menentukan hidangan mana yang lebih tepat untuk bisnis franchise Anda.



Apa Itu Shawarma?

shawarma adalah

Menurut sumber Encyclopedia Britannica Shawarma adalah hidangan daging yang berasal dari Timur Tengah, terutama negara-negara seperti Turki, Lebanon, dan Suriah. Daging yang digunakan bisa berupa ayam, sapi, kambing, atau domba yang dibumbui dengan rempah-rempah khas, seperti jintan, paprika, dan kayu manis.


Daging ini kemudian dipanggang secara vertikal di atas spit (alat pemanggang vertikal) yang berputar perlahan-lahan, sehingga menghasilkan lapisan daging yang matang merata dan tetap juicy.


Shawarma biasanya disajikan dalam roti pita, dengan tambahan sayuran segar seperti tomat, selada, dan timun, serta saus khas seperti tahini atau hummus. Shawarma juga bisa disajikan sebagai plate dengan nasi atau kentang goreng di sampingnya.



Apa Itu Kebab?

Kebab Adalah

Kebab adalah hidangan daging panggang yang berasal dari Timur Tengah dan Asia Tengah. Ada beberapa jenis kebab, tetapi yang paling terkenal adalah kebab daging (biasanya kambing, sapi, atau ayam) yang dipotong kecil-kecil dan ditusuk menggunakan tusuk sate.


Daging kebab dimarinasi dengan bumbu yang beragam, seperti bawang putih, yogurt, paprika, dan rempah-rempah lainnya, sebelum dibakar di atas arang atau dipanggang di grill.


Kebab sering disajikan dalam roti pita atau roti flatbread, dengan tambahan sayuran seperti tomat, bawang, dan selada. Seiring berjalannya waktu, kebab mengalami perubahan dalam cara penyajian dan varian bahan, dengan pengaruh dari berbagai budaya di seluruh dunia.



Perbedaan Antara Shawarma dan Kebab

1. Proses Memasak dan Penyajian

Shawarma dimasak dengan cara dipanggang vertikal pada alat pemanggang besar (spit). Daging dipanggang secara perlahan, memungkinkan lapisan daging matang merata dan tetap juicy.


Setelah matang, daging dipotong tipis-tipis dari sisi luar alat pemanggang, memberikan tekstur yang lembut dan rasa yang kaya.


Shawarma biasanya disajikan dalam roti pita atau laffa, dengan tambahan sayuran segar seperti tomat, selada, dan timun, serta saus tahini atau hummus yang memberikan rasa gurih dan segar.


Kebab, di sisi lain, dimasak dengan cara ditusuk dan dipanggang, baik di atas panggangan atau di atas arang.


Dagingnya sering kali dipotong-potong lebih kecil dan lebih kering dibandingkan shawarma. Kebab dapat disajikan dalam pita atau sebagai hidangan utama yang disajikan dengan nasi atau kentang goreng.


2. Bumbu dan Rasa

Shawarma dikenal dengan bumbu yang lebih kompleks dan beragam. Rempah-rempah seperti kayu manis, jintan, paprika, dan kadang-kadang cengkeh atau kunyit memberikan rasa yang lebih tajam dan kaya pada shawarma.


Bumbu-bumbu ini tidak hanya menambah kedalaman rasa, tetapi juga memberikan aroma yang menggoda. Shawarma adalah pilihan tepat bagi mereka yang mencari pengalaman makan yang lebih beragam dan kaya rasa.


Kebab lebih sederhana dalam hal bumbu. Kebab sering kali dimarinasi dengan yogurt, bawang putih, lemon, dan rempah-rempah seperti paprika, cumin, dan oregano. Rasanya lebih segar dan cenderung lebih ringan daripada shawarma.



Mana yang Lebih Cocok untuk Menu Franchise Anda?

Memilih antara shawarma dan kebab untuk franchise makanan Anda sangat bergantung pada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan:


1. Kepopuleran di Pasar Lokal

Shawarma memiliki daya tarik yang lebih luas di banyak negara, termasuk Indonesia. Hidangan ini sangat populer karena cara penyajiannya yang praktis, cocok sebagai makanan cepat saji yang bisa dinikmati sambil berjalan atau dalam bentuk wrap yang mudah dibawa.


Shawarma dapat disesuaikan dengan berbagai bahan tambahan seperti sayuran segar, saus, dan pilihan roti, membuatnya sangat fleksibel dan dapat memenuhi berbagai selera.

 

Shawarma lebih mudah diterima oleh berbagai kalangan, mulai dari pelajar hingga profesional muda yang mencari hidangan praktis namun tetap lezat.


Kebab, meskipun sangat populer, terutama di Eropa, memiliki penggemar yang lebih niche. Namun, kebab bisa menjadi pilihan menarik jika Anda ingin memberikan sentuhan otentik dari Timur Tengah atau jika pasar Anda lebih menghargai masakan berbahan dasar daging yang dibakar dengan cara tradisional.


2. Investasi dan Biaya Operasional

Shawarma memerlukan investasi lebih tinggi pada alat pemanggang vertikal (spit), namun investasi ini sebanding dengan potensi keuntungan yang lebih besar.


Proses pemasakan shawarma yang terkontrol menjamin kualitas rasa yang konsisten, yang sangat penting dalam bisnis franchise makanan. Dengan sistem yang efisien, biaya operasional untuk shawarma dapat lebih stabil, dan franchisee dapat memaksimalkan profitabilitas.


Kebab, dengan metode pemasakan yang lebih sederhana (panggang atau bakar), dapat lebih fleksibel dalam hal tempat penyajian dan jenis pemanggang yang digunakan. Ini bisa mengurangi biaya awal dan operasional bagi calon franchisee.


3. Potensi Pasar dan Penyesuaian Menu

Shawarma menawarkan potensi pasar yang lebih besar karena kepraktisan dan variasinya. Pasar Indonesia semakin menyukai hidangan yang mudah disajikan dan fleksibel, serta dapat disesuaikan dengan berbagai bahan tambahan seperti saus, sayuran, dan pilihan roti pita.


Shawarma juga memberikan pengalaman makan yang lebih dinamis, menarik lebih banyak pelanggan dari berbagai segmen.


Namun, jika Anda ingin menyajikan hidangan dengan citra yang lebih tradisional dan penuh rasa, kebab bisa menjadi pilihan yang lebih baik, terutama jika konsumen di area tersebut lebih menyukai makanan yang dipanggang secara langsung.



Peluang Bisnis Makanan di Balkan Shawarma

Peluang Bisnis Makanan di Balkan Shawarma

Balkan Shawarma menawarkan peluang bisnis yang menarik bagi calon franchisee. Dengan semakin populernya makanan otentik Timur Tengah dan Eropa di Indonesia, Balkan Shawarma menjadi pilihan yang tepat untuk franchise. Beberapa keunggulan yang ditawarkan oleh franchise ini antara lain:


1. Pilihan Manajemen Autopilot

Salah satu keunggulan utama dari franchise Balkan Shawarma adalah sistem manajemen autopilot. Ini berarti bahwa franchisee dapat mengelola bisnis dengan lebih mudah, karena semua proses operasional telah terintegrasi dalam sistem yang efisien.


2. Full Training Support

Balkan Shawarma memberikan dukungan pelatihan penuh bagi semua franchisee. Pelatihan ini mencakup semua aspek operasional, mulai dari cara memasak shawarma dan kebab, hingga pengelolaan layanan pelanggan dan pemasaran.


3. ROI Kurang dari 18 Bulan

Salah satu daya tarik utama bagi franchisee adalah potensi pengembalian investasi (ROI) yang sangat cepat. Dengan sistem yang efisien dan dukungan penuh dari pihak pusat, Balkan Shawarma menawarkan ROI kurang dari 18 bulan.


4. Central Kitchen

Central Kitchen adalah keunggulan lainnya yang ditawarkan oleh Balkan Shawarma. Dengan adanya dapur pusat yang menyediakan bahan baku berkualitas dan memastikan konsistensi rasa, franchisee tidak perlu khawatir tentang pengadaan bahan makanan atau standar kualitas.


5. Optimasi Ads & Sosial Media

Balkan Shawarma juga mendukung franchisee dalam hal pemasaran digital. Dengan adanya strategi optimasi iklan dan media sosial, franchisee mendapatkan bantuan untuk memasarkan bisnis mereka melalui platform seperti Facebook, Instagram, dan Google Ads.


6. Investasi Terjangkau

Balkan Shawarma menawarkan biaya investasi yang terjangkau untuk memulai bisnis franchise. Dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan banyak franchise lainnya, Anda bisa memulai bisnis makanan berkualitas dengan modal yang lebih ringan namun tetap memiliki potensi keuntungan yang besar.


Dengan dukungan penuh dan model bisnis yang telah teruji, Balkan Shawarma menawarkan peluang untuk meraih sukses dalam industri kuliner yang terus berkembang.



Lokasi Kami




Kesimpulan

Baik shawarma maupun kebab adalah pilihan yang menarik untuk menu franchise makanan, namun keputusan akhir tergantung pada beberapa faktor, termasuk kepopuleran hidangan di pasar lokal, biaya operasional, dan preferensi pelanggan. 

Dengan memahami perbedaan dasar antara keduanya, Anda bisa membuat keputusan yang lebih baik dalam memilih menu franchise yang tepat.

35 views0 comments

Recent Posts

See All

Comments


bottom of page